Dahulu kala antara psikologi dan filsafat dianggap berjalan
beriringan hingga di sekitar tahun 1870-an akhirnya Psikologi menjadi
satu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sejak saat itu melalui
berbagai penelitian dan kemajuan tekhnologi, kita telah banyak
mempelajari hal-hal yang penting meski itu sebenarnya baru menyentuh
tahap ‘permukaan’ saja. Di bawah ini merupakan 14 fakta psikologi
menarik dan pastikan kamu membagi isi pikiran dan pengalamanmu
berdasarkan komentar di bawah ini.
1. Penelitian
menemukan jika kamu memiliki sebuah tujuan dan memberitahukannya kepada
orang lain maka itu akan mengurangi kemungkinan tujuan tersebut tercapai
karena kamu telah kehilangan motivasi
2.
Kebanyakan orang memiliki lagu favorit mereka masing-masing dan lagu
tersebut sering dihubungkan dengan moment emosional dihidup mereka
Sudah
bukan rahasia umum jika musik memiliki efek langsung pada emosi
seseorang. Baru-baru ini sebuah penelitian meneliti siswa di kelas 9
sekolah menengah pertama dan dari hasil penelitian itu menunjukkan sisi
lain dari mendengarkan musik itu benar. Sama halnya dengan ketika
seseorang mencium aroma sesuatu maka ia akan ingat pada kejadian
tertentu di masa lalu.
3. Musik mempengaruhi bagaimana kamu mempersepsikan dunia
Studi
baru yang dilakukan di Universitas Groningen menemukan bahwa musik
memiliki efek dramatis pada persepsi. Penelitian yang berfokus pada
kemampuan orang “melihat” wajah bahagia dan wajah sedih ketika
mendengarkan track musik yang berbeda. Mendengarkan musik bahagia atau
sedih tertentu dapat merubah bagaimana orang mempersepsikan dunia.
4.
Penelitian menunjukkan mengeluarkan uang untuk seseorang lebih
membahagiakan dibandingkan mengeluarkan uang untuk diri sendiri
Penelitian
yang dilakukan oleh Harvard Business School menunjukkan bahwa
sebenarnya orang akan lebih bahagia jika memberikan uang pada orang
lain. Bisa dilihat dari ekpresi mereka jika kita memberikan hadiah ulang
tahun, perasaan itu jauh lebih bahagia dibandingkan saat kita menerima
hadiah.
5. Berdasarkan penelitian, kamu akan
lebih bahagia jika mengeluarkan uang untuk sesuatu yang memberikan
pengalaman dibandingkan hanya memenuhi obsesi
Kebahagiaan
menjadi objek fokus penelitian yang populer guna meneliti ketentraman
emosi. Penelitian mengatakan orang-orang sering mengorbankan sesuatu
yang dapat membuat mereka bahagia seperti berlibur atau pergi ke acara
tertentu agar dapat memenuhi obsesi mereka seperi memiliki properti.
6.
Anak-anak zaman sekarang lebih berperasaan halus – siswa sekolah
menengah atas menunjukkan tingkat kecemasan yang sama pada tingkat
pasien psikiatrik di tahun 1950-an
Sekitar
49% dari populasi umum mengalami atau pernah mengalami kecemasan,
depresi, atau penyalahgunaan obat. Secara khusus terdapat bukti bahwa
sekumpulan ras manusia menjadi semakin cemas setiap dekadenya dan ada
banyak alasan spekulatif untuk hal tersebut. Sebagai contoh, orang-orang
semakin banyak yang pindah, semakin kurang berinteraksi dengan
komunitas mereka, berganti pekerjaan, angka pernikahan menurun, dan
lebih suka tinggal sendiri.
7. Telah dibuktikan
bahwa melakukan aktivitas keagamaan tertentu seperti berdoa dan
melakukan pelayanan sering diasosiasikan dengan tingkat tekanan
psikologis yang rendah
“The
American Psychiatric Publishing Textbook of Mood Disorders”
mendiskusikan beberapa kajian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
ikut serta pada beberapa aktivitas agama mungkin memiliki resiko yang
lebih kecil untuk gejala depresi dan gangguan psikologis lainnya.
8.
Ketika uang dapat membeli kebahagiaan hingga jarak tertentu, penelitian
menunjukkan setelah $75,000 (sekitar Rp. 998.400.000) per tahunnya
peningkatan pendapatan hanya sedikit memberi kebahagiaan lebih. (Standar
di Indonesia mungkin jauh dibawah itu.)
Sebuah
kajian meneliti 450,000 orang Amerika di tahun 2008 dan 2009 mengatakan
ada dua bentuk kebahagiaan, ketenangan jiwa (hari-hari kepuasaan) dan
penilaian hidup secara keseluruhan. Semakin banyak uang yang seseorang
miliki, semakin tinggi pula “penilaian hidupnya”. Bagaimanapun, hasil
penelitian mengatakan sekali orang memperoleh penghasilan lebih dari
$75,000, pendapatan tambahan hanya akan dianggap “sempilan” belaka.
9. Dengan dikelilingi oleh orang-orang bahagia, maka kamu akan ikut bahagia
Kita
pasti pernah berada dalam situasi dimana kita bisa tertawa lepas hanya
karena kita “tertular” oleh tawa di sekitar kita. Sebuah penelitian baru
yang diterbitkan di Psychoneuroendocrinology journal menunjukkan
bahwa stress dan rasa bahagia, keduanya mudah menular dan berada pada
kumpulan dari salah satu emosi tersebut memiliki pengaruh langsung pada
kita.
10. Seseorang yang berada pada umur antara
18 dan 33 tahun adalah yang paling stress. Setelah melewati umur 33
tahun, angka stress akan berkurang
Berdasarkan
survey dari Stress in America di 2012 oleh American Psychological
Association, orang dengan umur antara 18 dan 33 adalah yang paling
stress dan rasa stress itu semakin meningkat tiap tahunnya.
11. Membohongi diri sendiri bahwa kamu tidur dengan cukup padahal kamu tidak, masih bisa meningkatkan performa
Kita
semua pasti berada pada situasi dimana kita berharap bisa tidur 1 atau 2
jam lebih lagi. Penelitian baru-baru ini yang diterbitkan oleh Journal
of Experimental Psychology menunjukkan bahwa jika pasien diberitahukan
kalau mereka memiliki REM tidur di atas rata-rata (padahal mereka
tidak), mereka tetap menunjukkan performa lebih baik pada tes yang
diberikan. Mereka menyebut ini “placebo sleep.”
12.
Orang-orang pintar cenderung meremehkan diri sendiri sedangkan
orang-orang bodoh lebih cenderung menganggap diri mereka “brilliant”
12. Orang-orang pintar cenderung meremehkan diri sendiri
sedangkan orang-orang bodoh lebih cenderung menganggap diri mereka
“brilliant”
Dikenal sebagai Dunning Kruger Effect, beberapa
orang tidak berkemampuan percaya mereka superior dan menilai kemampuan
mereka lebih tinggi dari akurasi sebenarnya. Di sisi lain koin, beberapa
orang berkemampuan tinggi sering meremehkan kompetensi mereka, dengan
berasumsi bahwa apa yang mudah bagi mereka pasti mudah juga bagi orang
lain.
13. Jika kamu mengingat suatu kejadian di
amsa lalu, sesungguhnya kamu mengingat kapan kamu terakhir kali
mengingat kejadian tersebut dibandingkan kapan kejadian itu sebenarnya
terjadi
Satu
pengetahuan menarik dalam mengetahui bagaimana otak bekerja adalah
setiap kali kita memiliki memori, kita mengubahnya sedikit demi sedikit.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Northwestern Medicine
menunjukkan bahwa sering mengingat kembali memori membuat memori
tersebut semakin tidak akurat dari waktu ke waktu.
14. Keputusan akan lebih rasional apabila mereka dipikirkan dalam bahasa asing
Kajian
terbaru dari University of Chicago yang meneliti penduduk Amerika dan
Korea menunjukkan bahwa berpikir dalam bahasa asing mengurangi bias yang
mendalam dan menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar