Selasa, 24 Februari 2015

DATANG DENGAN SEMANGAT, PULANG MEMBAWA MANFAAT: makalah straregi pembelajaran penjas

ALFIYAN ADE SAFUTRA.BLOGSPOT.COM DATANG DENGAN SEMANGAT, PULANG MEMBAWA MANFAAT: makalah straregi pembelajaran penjas: MAKALAH STRATEGI PENJAS TENTANG “ KERANGKA PEMBELAJARAN PENJASORKES” Oleh: 1.       BIRRUL WALIDAINI

 
 
 
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan  kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “KERANGKA
PEMBELAJARAN PENJASORKES”
Kami menyadari tanpa kerja sama antara  penulis serta beberapa informasi dari
internet, kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis
demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima
kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu, sehingga makalah ini
terselesaikan dengan baik dan waktu yang tepat.
Penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini yang akan datang.
Demikian
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya.Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
                                                                                  
                                                                               Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………..….......................................…….…………….      .....i
DAFTAR ISI…………………………......................................…………………………………........ii
BAB I. PENDAHULUAN……………........................................………………………………….....1
A.    
Latar
Belakang……………….......................................……………………………………       .....1
B.    
Rumusan
Masalah…………......................................……………
.………………………...      .....1
C.    
Tujuan …………………….......................................…………..…………………………......1
BAB II. PEMBAHASAN………...........................................................................................................1
A.    perumusan materi  dalam pembelajaran penjasorkes ............................................2
B.     Bagaimana pemilihan metode dalam
pembelajaran penjasorkes...........................4
C.    Apa saja organisasi pembelajaran
penjasorkes........................................................5
BAB III. PENUTUP   ...…………………………………….....................................…………....7
A.    
Kesimpulan     ...………………………………….....................................………………7
B.    
Saran ……………………………………………....................................………………........7
C.     Daftar
pustaka………………………………………………………………………………...
8


BAB I
PENDAHULUAN
A.   
Latar belakang
Cara
belajar itu sangat penting baik di dunia pendidikan ataupun di
kegiatan-kegiatan non kependidikan. Diantaranya salah satu pengertian
pendidikan jasmani, adalah pendidikan melalui aktifitas fisik untuk
menghasilkan kemajuan yang menyeluruh, kualitas diri individu baik fisik,
mental, dan emosional. Dimana pendidikan jasmani mempelajari hubungan antara
gerakan tubuh manusia dengan pikiran dan jiwa, seperti pengaruh latihan fisik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan (Bucher, 1995 : 118).  Guru pedidikan jasmani adalah pendidik yang
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran pendidikan jasmani, menilai hasil pembelajaran pendidikan jasmani,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Keberadaan guru pendidikan jasmani dalam
kehidupan setiap olahragawan  dalam mengenal
dunia olahraga amatir dan  profesional
sangat diperlukan. Tanpa guru pendidikan jasmani, tidak akan muncul  pelatih dan atlit yang berprestasi yang
pintar untuk membawa harum bangsa dan negara ini. Semua orang pasti mengakui
jasa seorang guru pendidikan jasmani, walaupun hanya di dalam hati.
B.    
Rumusan masalah
Dari
latar belakang di atas dapat kami ambil masalahnya yaitu:
-         
untuk mengetahui perumusan materi apa
saja dalam pembelajaran penjasorkes itu?
-         
Bagai mana pemilihan metode dalam
pembelajaran penjasorkes?
-         
Apa saja organisasi pembelajaran
penjasorkes.?
C.    Tujuan
pembuatan makalah
Dari
rumusan masalah diatas maka kami meberikan tujuan dari kami membuat makalah ini
yaitu:
-         
untuk mengetahui perumusan materi apa
saja dalam pembelajaran penjasorkes itu.
-         
Untuk mengetahui Bagai mana pemilihan
metode dalam pembelajaran penjasorkes itu.
-         
Untuk mengetahui Apa saja organisasi
pembelajaran penjasorkes itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perumusan  materi 
dalam pembelajaran penjasorkes
untuk
memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator. Contoh:
indikator: peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.  Materi pembelajarannya: ciri-ciri kehidupan:
nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi ,iritabilitas,
bernapas, dan ekskresi.
Pembelajaran
mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
matode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Metode dan strategi pembelajaran sering digunakan secara bergantian untuk
menjelaskan makna yang sama. Terdapat 4 hal yang menjadi urusan strategi
pengelolaan pembelajaran, yaitu :
1.     
Penjadwalan Penggunaan Strategi
Pembelajaran
Penjadwalan
penggunaan suatu strategi atau komponen suatu strategi, baik itu untuk strategi
pengorganisasian pembelajaran maupun strategi penyampaian pembelajaran, merupakan
bagian yang penting dalam pengelolaan pembelajaran. Penjadwalan
pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan kapan dan berapa
lama seorang siswa/mahasiswa menggunakan setiap komponen strategi
pengorganiasasian, sedangkan penjadwalan strategi penyampaian biasanya
melibatkan keputusan, seperti kapan dan untuk berpa lama seorang
siswa/mahasiswa menggunakan jenis media.
2.     
 Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar
Pembuatan
catatan tentang kemajuan belajar siswa penting sekali bagi keperluan
pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan strategi pengelolaan.
Keputusan apapun yang diambil harus didasarkan pada informasi yang lengkap
mengenai kemajuan belajar siswa/mahasiswa. Keputusan memilih dan menggunakan
suatu komponen strategi pengorganisasian juga sebaiknya didasarkan pada
kemajuan belajara siswa/mahasiswa.

Catatan tentang kemajuan belajar siswa/mahasiswa juga diperlukan untuk
mengambil keputusan mengenai perlu tidaknya siswa/mahasiswa tertentu diberikan
strategi motivasional lanjutan.
 Kemajuan belajar siswa/mahasiswa biasanya juga
dapat digunakan untuk menaksir keefektifan suatu strategi pembelajaran. Catatan
tentang kemajuan belajar siswa/mahasiswa ini dapat digunakan sebagai informasi
untuk mengambil keputusan mengenai perlu tidaknya ada perbaikan strategi
pembelajaran (strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi
pengelolaan). Taksiran yang tepat akan amat membantu pemilihan strategi
pembelajaran yang optimal.
3.     
Pengelolaan Motivasional
Bagian
ini adalah merupakan bagian yang amat penting dari pengelolaan interaksi
siswa/mahasiswa dengan pembelajaran. Kegunaannya adalah untuk meningkatkan dan
sekaligus untuk mempertahankan motivasi belajar siswa/mahasiswa. Sebagian besar
bidang studi sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun
pembelajaran gagal menggunakannya seabagai alat motivasional. Akibatnya bidang
studi kehilangan daya tariknya, dan yang tinggal hanya kumpulan fakta, konsep,
prosedur atau prinsip yang tidak bermakna.
Ada
komponen-komponen strategi pembelajaran variable motivasional yang dapat
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar suatu bidang studi. Penggunaan
strategi pengorganisasian dan penyampaian pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa/mahasiswa dihipotesiskan memiliki pengaruh motivasional
yang tinggi pada belajar siswa/mahasiswa.
4.     
Kontrol Belajar
Kontrol
belajar merupakan bagian penting untuk mempreskripsikan strategi pengelolaan
pembelajaran. kegunaannya adalah untuk menetapkan agar pembelajaran benar-benar
sesuai dengan karakteristik perseorangan. variabel ini mengacu pada kepada
kebebasan siswa/mahasiswa melakukan pilihan pada bagian ini yang dipelajari,
kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai, dan strategi
kognitif (berpikir) yang digunakan.
Keempat
aspek ini dapat member petunjuk bagaimana cara ,mengelola pembelajaran.
Strategi pengelolaan yang berurusan dengan control belajar banyak terkait
dengan aspek penjadwalan, misalnya kapan memilih bagian isi yang akan
dipelajari sebaiknya diberikan kepada siswa/mahasiswa, bagian isi mana
sebaiknya dipelajari terlebih dulu, dan bagaimana menata pembelajaran untuk
siswa/mahasiswa yang termasuk kelompok cepat, sedang dan lambat dan sebagainya.
Pengaruh
Karakteristik Dalam Menetapkan Strategi Pengelolaan

Faktor kondisional yang paling berpengaruh dalam menetapkan strategi
pengelolaan adalah karakteristik siswa/mahasiswa. Karakteristik siswa/mahasiswa
juga menjadi pertimbangan pokok dalam pengelolaan strategi penyampaian.
B.     Pemilihan  metode dalam pembelajaran penjasorkes
Metode
dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai
model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan
atau strategi yang dipilih. Karena itu pendekatan pembelajaran dan metode yang
di integrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
a.      
Pendekatan pembelajaran yang digunakan,
misalnya: pendekatan proses, pembelajaran langsung, pemecahan masalah dsb.
b.     
Metode-metode yang digunakan, misalnya:
ceramah, observasi, tanya jawab dsb.
Strategi
Penyampaian Isi Pembelajaran

Strategi penyampaian (delivery strategy) mengacu pada cara-cara yang dipakai
untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa/mahasiswa dan sekaligus untuk
menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa/mahasiswa.

Secara lengkap ada 3 komponen yang perlu diperhartikan dalam mempreskripsikan
strategi penyampaian, yaitu :
1.     
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang
akan disampaikan kepada siswa/mahasiswa, apakah itu orang, alat atau bahan.

2. Interaksi Siswa/mahasiswa Dengan Media
Komponen
strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang
diakukan oleh siswa/mahasiswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang
kegiatan belajar itu.


3. Bentuk (Struktur) Belajar Mengajar
Komponen
strategi pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa/mahasiswa belajar dalam
kelompok kecil, perorangan, ataukah mandiri. Dalam menetapkan manakah yang
lebih dahulu ditetapkan dari ketiganya, tidak ada deskripsi yang baku mengenai
hal itu. Ketiganya harus dipertimbangkan secara serentak, dan titik awalnya
dapat dimulai dari salah komponen. Bila dimulai dari media pembelajaran, maka
bentuk belajar mengajar harus disesuaikan dengan media yang telah ditetapkan,
dan akhirnya kegiatan belajar siswa/mahasiswapun harus dijabarkan dari kedua
komponen ini. Bila diputuskan untuk memilih bentuk belajar-mengajar lebih dulu,
maka kedua komponen harus menyesuaikan. Untuk membentuk suatu kesatuan stretegi
penyampaian pembelajaran yang efektif, komponen apapun yang ditetapkan pertama
kali harus berpijak pada tujuan khusus pembelajaran, karakteristik isi,
karakteristik siswa/mahasiswa, serta kendala yang nyata ada.
C.    Organisasi  pembelajaran penjasorkes
Organisasi
belajar
atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep
dimana
organisasi dianggap mampu untuk
terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self  learning) sehingga organisasi tersebut
memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan
yang muncul.
Pedler,
Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah
“Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan
secara terus menerus mentransformasikan diri”. • Menurut Lundberg (Dale, 2003)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan
pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta
aplikasinya”. • Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari
learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan,
dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu
kesempatan untuk belajar.
Strategi
pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro oleh Reigeluth, Bunderssen, dan
Merrill (1977) sebagai structural strategy, yang mengacu pada cara untuk
membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta-fakta, konsep
prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang berkaitan.

Langkah-langkah penataan isi pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Penyajian kerangka isi
Pembelajaran
dimulai dengan penyajian kerangka isi, struktur yang memuat bagian-bagian yang
paling penting dari isi/pesan yang akan diajarkan

2. Elaborasi tahap pertama
Elaborasi
tahap pertama adalah mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka
isi, mulai dari bagian yang terpenting. Elaborasi tipa-tiap bagian diakhiri
dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup isi yang baru saja
diajarkan.

3. Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal
Pada
akhir elaborasi tahap pertama diberikan rangkuman dan diikuti dengan
pensintesis eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian singkat mengenai
konstruk-konstruk yang diajarkan dalam elaborasi, dan pensistesis eksternal
menunjukkan :

a. Hubungan-hubungan penting yang ada antar bagian yang telah dielaborasi

b. Hubungan antara bagian-bagian yang telah dielaborasi dengan kerangka isi.

4. Elaborasi tahap kedua
Setelah
elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan kerangka isi,
pembelajaran diteruskan keelaborasi tahap kedua yang mengelaborasi bagian pada
elaborasi tahap pertama dengan maksud membawa siswa/mahasiswa pada tingkat
kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Seperti halnya
dalam elaborasi tahap pertama, setiap elaborasi tahap kedua disertai dengan
rangkuman dan pensintesis internal.

5. Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal
Pada
akhir elaborasi tahap kedua, diberikan rankuman dan pensintesis eksternal,
seperti pada elaborasi tahap pertama.

6. Setelah semua elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan
ke dalam kerangka isi.

7. Pada tahap akhir pembelajaran, disajikan kembali kerangka isi untuk mensintesiskan
keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan.

Berikut ini adalah tahapan yang perlu dilewati dalam proses pengembangan
penataan isi pembelajaran :

1. Menetapkan tipe struktur orientasi

2. Memilih dan menata isi ke dalam strukturnya

3. Menetapkan isi penting yang akan dimasukkan dalam kerangka isi

4. Mengidentifikasi dan menetapkan struktur pendukung

5. Menata urutan elaborasi

6. Merancang kerangka isi, tahapan elaborasi, dan pensintesis.
BAB III
PENUTUP
A.   
Kesimpulan
1.      Perumusan  materi 
dalam pembelajaran penjasorkes
untuk
memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator. Contoh:
indikator: peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.  Materi pembelajarannya: ciri-ciri kehidupan:
nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi ,iritabilitas,
bernapas, dan ekskresi. Terdapat 4 hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan
pembelajaran, yaitu :
1.     
Penjadwalan Penggunaan Strategi
Pembelajaran
2.     
Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar
3.     
Pengelolaan Motivasional
4.     
Kontrol Belajar
2.      Pemilihan  metode dalam pembelajaran penjasorkes
3.      Organisasi  pembelajaran penjasorkes
Berikut
ini adalah tahapan yang perlu dilewati dalam proses pengembangan penataan isi
pembelajaran :

1. Menetapkan tipe struktur orientasi

2. Memilih dan menata isi ke dalam strukturnya

3. Menetapkan isi penting yang akan dimasukkan dalam kerangka isi

4. Mengidentifikasi dan menetapkan struktur pendukung

5. Menata urutan elaborasi

6. Merancang kerangka isi, tahapan elaborasi, dan pensintesis.
B.    
Kritik dan Saran
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyaknya kekurangan, maka dari
itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam
penyempurnaan makalah ini.
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar


                  ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar