Pertolongan
Pertama Pada Cidera Olahraga
Cidera OR sering terjadi ketika
melakukan aktifitas olahraga. Cidera yang paling sering terjadi adalah pada
ankle atau pergelangan kaki. Pada waktu terjadi cidera sebenarnya telah terjadi
proses perdarahan seperti darah yang keluar pada luka. Oleh karena itu
penanganan pertama yang diberikan adalah untuk menghentikan perdarahan.
Upaya pertama yang dilakukan dalam
penanganan cidera adalah RICE (untuk memudahkannya ingat saja nasi), yaitu
R : Rest yaitu mengistirahatkan
bagian yang cidera
I : Ice yaitu memberikan
kompres es selama 10 menit
C : Compresion yaitu memberikan
penekanan pada bagian yang cidera
E : Elevation yaitu meningggikan
bagian yang cidera lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya
Yang tidak boleh diberikan adalah
HARM (ingat saja Haram)
H : Heat yaitu memberikan kompres
panas termasuk balsam dan jahe
A : Alkohol yaitu jangan di kompres
dengan alkohol, walaupun dngin tapi merangsang pembengkakaan
R : Running yaitu jangan segera
beraktifitas latihan
M : Massage yaitu tidak boleh
dipijat karena akan memperburuk perdarahan.
Bila dilakukan RICE pada waktu
cidera seperti keseleo dan tina diberikan HARM maka proses penyembuhan
akan berjalan lebih cepat dan sempurna
Pertolongan Pertama Pada Cedera Olahraga
- Written by dr. A. Andi Kurniawan, SpKO
- font size
- Print
- Email
Rate this
item
(2 votes)
Penanganan yang tepat pada saat
cedera akut akan mempercepat proses penyembuhan dan menghindari terjadinya
komplikasi yang lebih berat.
Pertolongan pertama pada
cedera olahraga sangat penting untuk diketahui, karena penanganan yang tepat
pada saat cedera akut akan mempercepat proses penyembuhan dan menghindari
terjadinya komplikasi yang lebih berat.
Apa yang harus dilakukan
pada 48-72 jam pertama setelah cedera olahraga ?
REST
Mengistirahatkan area yang cedera.
Pergerakan yang berlebihan pada area yang cedera dapat meningkatkan aliran
darah ke area cedera, sehingga menyebabkan perdarahan semakin banyak, hal ini
ditandai dengan bengkak yang semakin besar, dan dapat meyebabkan kerusakan
jaringan yang cedera berlebih.
Bila perlu meminimalisasi pergerakan pada area yang cedera dapat menggunakan
proteksi dengan brace/tapping pada saat melakukan aktvitas.
ICE
Lakukan kompres es di lokasi cedera.
Kompres es ini sebaiknya
dilakukan pada 48 -72 jam pertama setelah cedera olahraga, selama 15-20 menit
tiap 2-3 jam.
Sebaiknya menghindari kontak
langsung dengan es, untuk mencegah kerusakan kulit di area cedera. Disarankan
menggunakan ice bag atau es dimasukkan ke dalam plastik dan dibungkus dengan
handuk tipis. Hati-hati penggunaan aplikasi es ini pada anak-anak karena
mempunyai toleransi yang rendah terhadap dingin.
COMPRESSION
Lakukan kompresi / bebat pada area yang cedera.
Melakukan kompresi atau
bebat dapat menggunakan bebat elastik atau non adhesive bandage di area cedera,
hal ini berfungsi untuk menghentikan perdarahan di jaringan yang cedera dan
mengurangi bengkak.
ELEVATION
Elevasikan area yang cedera lebih tinggi dari level jantung.
Mengelevasikan area yang
cedera dapat mengurangi perdarahan dan bengkak. Hal ini dapat dengan cara
mengganjal dengan bantal pada saat duduk atau tiduran, dapat juga menggunakan
sling apabila area cedera pada ekstremitas atas.
KONTRA INDIKASI :
Tidak disarankan penggunaan metode RICE pada :
- Individu yang alergi
atau hipersensitif terhadap dingin
- Pada luka terbuka
- Individu yang mempunyai
masalah pembuluh darah dan jantung
- Kram Otot
- Individu dengan
gangguan saraf
- Lakukan kompres es di lokasi
cedera.
Saat diri atau orang lain mengalami cedera, kita sering
bingung soal hal yang harus dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama.
Sering kali karena tidak tahu kita melakukan kesalahan yang membuat cedera
justru bertambah parah. Nah, supaya nggak salah langkah, simak 8 pertolongan
pertama ini jika Anda mengalami cedera saat olahraga.
Keram otot
Saat
mengalami keram Anda harus menahan otot saat berkontraksi, lalu gosok otot yang
keram dengan obat pemanas agar pembuluh darah melebar. Keram bisa terjadi
karena otot terlalu lelah atau kurang pemanasan.
Memar
Memar
muncul karena benturan atau pukulan pada kulit yang menyebabkan jaringan di
bawahnya rusak dan pembuluh darah kecil pecah. Tangani dengan kompres es selama
12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.
Keseleo
Saat
keseleo jaringan otot kita kemungkinan robek. Segera istirahatkan, dinginkan
dengan kompres selama 10-15 menit, kemudian balut menggunakan bahan yang
elastis.
Dislokasi (pergeseran sendi)
Mungkin
terjadi saat olahraga. Untuk mengurangi rasa sakit, tarik persendian untuk
dikembalikan pada tempat semula, pasang bidai untuk mencegah pergeseran lebih
jauh. Jika terjadi fraktur bawa ke RS untuk penanganan lebih lanjut..
Perdarahan
Perdarahan
terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Lakukan penekanan secara langsung pada
area bleeding, lalu beri kompres dingin.
Luka lecet
Ini
sering kita alami. Biasa terjadi pada kulit. Bersihkan luka dengan antiseptik
untuk menghindari infeksi, lalu tutup dengan plester. Apabila luka robek lebih
dari 1 cm, sebaiknya dijahit.
Tulang retak
Saat
tulang mengalami keretakan, pecah atau patah, sebaiknya langsung balut dan
pasang bidai untuk menghindari pergeseran tulang yang patah, serta hentikan
perdarahan dalam dengan kompres dingin. Ingat, dilarang mengurut tulang yang
patah!
Cedera Hamstring
Terjadi
karena melakukan gerakan yang cepat dan tiba-tiba, seperti berlari atau
melompat. Penanganannya: istirahatkan di tempat yang nyaman, kompres dengan es
untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Oleh: Setyo Adhy Wicaksono
Seorang atlet pasti pernah merasakan yang namanya cedera, dan itu sangat
mengganggu mobilitas dalam berolahraga. Kondisi yang prima sangat dibutuhkan
seorang atlet untuk bisa menampilkan kemampuan yang maksimal dalam setiap
pertandingan.
Maka seorang atlet perlu memiliki pengetahuan tentang penanganan cedera
pertama yang baik. Cedera bisa dikelompokkan dalam 2 kelompok penyebab, yaitu:
overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury adalah cedera yang
disebabkan karena gerakan yang berulang-ulang dan terlalu cepat. Traumatic
injury adalah cedera yang disebabkan oleh adanya benturan atau gerakan yang
melebihi batas.
Seorang atlet harus bisa membedakan antara kram, keceklik, strain dan
sprain. Cedera jenis ini sangat banyak dijumpai dalam cedera olahraga.
Penanganannya pun berbeda satu sama lain.
Dalam penanganan pertama keceklik, strain dan sprain kita bisa menggunakan
prinsip RICE NO HARM,
P(protection) = Proteksi atau pelindungan adalah kondisi dimana atlet
harus melindungi daerah cedera dari gangguan yang bisa memparah cedera.
R(rest)
= Istirahat merupakan kondisi tidak melakukan aktifitas apapun untuk daerah
yang cedera, ini penting untuk kelangsungan daerah yang cedera.
I(ice)
= Es berfungsi untuk mengurangi pembengkakakn atau odema. Caranya gunakan
kompres es selama 3-5 menit setiap sekali kompres atau hentikan pada saat kulit
terasa kesemutan dan dilakukan setiap tiga jam sekali selama dua hari full atau
saat pembengkakan berkurang.
C(compression) = Compress berguna untuk menghentikan aliran darah yang
berlebih pada saat cedera serta mengurangi cedera.
Elevasi
= Elevasi ini adalah kondisi dimana daerah cedera harus lebih tinggi dari
jantung, ini berfungsi untuk mengurangi aliran darah didaerah cedera dan juga
untuk mengurangi pembengkakan.
Itu merupakan penanganan dalam cedera olahraga, adapun hal-hal yang tidak
dibenarkan dalam menangani cedera yang baru, yang itu kita tidak boleh
melakukan HARM, yaitu:
Heat
= Hal yang panas-panas tidak disarankan melakukannya, karena ini akan
meningkatkan aliran darah ke daerah cedera sehingga mengakibatkan pembengkakan
yang parah.
Alkohol
= Meminum atau merendam daerah cedera dengan alkohol maka akan memperparah
daerah cedera dan pembengkakan akan bertambah.
Running =
Jangan memcoba berlatih pada saat cedera, kondisi seperti ini akan memperparah
cedera.
Massage =
Mindset pertama seorang atlet di Indonesia pada saat terkena cedera.
Cedera dibawa tukang urut atau pijet. Ini merupakan penanganan yang sangat
tidak dianjurkan karena pijet pada cedera yang baru akan merusak jaringan yang
sudah cedera dan ini akan memperparah cedera. Penyembuhannya pun tidak akan
maksimal.
Inilah merupakan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam penanganan cedera olah
raga yaitu HARM, dan yang dianjurkan dengan menggunakan PRICE, tapi apabila
atlet terkena kram atau spasme maka penanganan boleh menggunakan yang
panas-panas bisa berupa balsem, counterpain dan lain sebagainnya.
Untuk pemulihan yang lebih maksimal, maka atlet disarankan mengunjungi
fisioterapi. Penyembuhan yang baik membuat peforma bisa maksimal dalam setiap
pertandingan. Do The Best.
Mahasiswa Semester tiga Progdi Fisioterapi FIK UMS
Pertolongan Pertama pada cidera Olahraga
- Kram
daerah yang
sering mengalami kram adalah otot betis di bawah dan di belakang lutut
a. Lakukan pemijatan
dengan perlahan namun menyebar di area yang terkena
b. Pemijatan dilakukan
dengan menekan setiap titik di area kram dengan menggunakan jempol kemudian di
pijat
c. Rendam/kompres
dengan air hangat bila ada
- Terkilir/keseleo
a.
Balut bagian yang keseleo dengan mitela
b. Berikan kompres dingin
pada daerah yang mengalami keseleo
c. posisikan daerah
yang mengalami cidera lebih tinggi dari jantung
d. jika 3 langkah diatas
tidak bisa dilakukan berikan conteripain dan lakukan sedikit pemijatan (tetap
posisikan daerah yang terkilir/keseleo lebih tinggi dari jantung untuk
mengurangi pembengkakan)
- Pingsan
Pingsan
dalam pertandingan olahraga terjadi karena kelelahan atau kelaparan
Gejalanya : Kedinginan dan berkeringat, lemas, pandangan berkunang – kunang,
kesadaran menurun.
a. Baringkan di
tempat datar, letakkan kepala lebih rendah dari kaki agar darah dapat mengalir
ke kepala korban pingsan tersebut
b. Longgarkan pakaian
korban
c. Pastikan korban
mendapat udara lebih (jangan dikerumuni)
d. Jangan beri air minum
saat masih belum/setengah sadar
- Nyeri akibat benturan
Permainan
olah raga yang keras seperti sepak bola, tinju dll seringkali dapat
mengakibatkan nyeri pada atlet yang bertanding
a. Kompres dengan
air dingin
b. Aliri bagian yang nyeri
dengan air dingin
c. Jika berada di
kaki/tangan semprot dengan etil klorida
- Lecet/luka
a.
Bersihkan dengan air mengalir (jika ada)
b. Keringkan area luka
c. Bersihkan dengan
alcohol 70%
d. Beri betadine pada
pusat luka/lecet
e. Tutup dengan kasa
steril (bila perlu)
- Mimisan
a.
Bersihkan area luar yang terkena darah
b. Posisikan korban
menunduk
c. Tekan/pencet
hidung korban (suruh bernafas lewat mulut)
d. Ulangi langkah c setiap
5 menit sekali
- Patah
a.
Tenangkan korban
b. Lakukan pembidaian
c. Segera bawa ke
rumah sakit untuk pertolongan selanjutnya
Lutut merupakan sendi terbesar dalam tubuh. Lutut terdiri
dari empat tulang yang dilekatkan oleh ligamen. Mengenal lebih banyak lagi
mengenai penyebab dari cedera lutut, yaitu bisa disebabkan oleh salah urat atau
keseleo seperti ligament robek atau pecah, baik karena infeksi artritis serta
hermatrosis berupa darah pada sendi lutut, kista, dan tumor tulang.
Apa sih ligament itu? Ligament merupakan pita keras jaringan yang menghubungkan
tulang – tulang dalam tubuh. sebenarnya ada dua ligamen di lutut, yaitu ACL dan
ligament posterior (PCL), yang menghubungkan tulang paha dengan tibia, salah
satu tulang kaki bagian bawah. Namun, jika terlalu banyak tekanan pada daerah
ligament ini, maka akan menyebabkan ligament meregang terlalu jauh hingga
mengakibatkan patah.
Adapun gejala – gejala anda mengalami cedera lutut yaitu bisa berupa
pembengkakan sendi, rasa ngilu atau sakit yang berlangsung hingga beberapa hari
bahkan bisa menimbulkan rasa nyeri berlebihan serta berkepanjangan. Jika tidak
segera diatasi, para penderita cedera lutut ini akan mengalami pengapuran
tulang secara dini bahkan tidak bisa beraktifitas hingga beberapa lama. Hal ini
bisa berakibat fatal dan akan menghambat aktifitas anda sehari – hari!
Pertolongan
pertama dan cara mengatasi cedera lutut
Nah, bagaimanakah cara mengatasi cedera lutut? Berikut ini poin – poin yang harus anda lakukan sebagai
pertolongan pertama pada cedera lutut ringan:
- Anda harus mengistirahatkan lutut dengan total, jangan
lakukan aktifitas terlebih dahulu untuk menghindari kelebihan berat badan
yang bertumpu pada lutut anda.
- Lakukan pengompresan dengan sekantong es dengan
meletakkan kaki di atas, untuk mengurangi rasa sakit saat pembengkakan,
dan lakukan pengompresan selama 20 – 30 menit setiap 3 – 4 jam lakukan
beberapa hari hingga rasa sakit dan pembengkakan pada lutut hilang.
- Coba menggunakan perban elastis atau disebut juga
sebagai kinesiotaping, pada lutut hal ini untuk mengontrol pembengkakan
pada lutut.
- Selama keadaan lutut masih bengkak, upayakan posisi
anda berbaring dengan meninggikan lutut di atas bantal.
Bila cedera lutut terus berlanjut, langkah berikut mungkin bsa membantu.
- Anda bisa menggunakan penyangga lutut untuk mencegah
cedera lebih lanjut.
- Minum obat untuk penghilang rasa sakit atau anti –
inflamasi. Dengan formula non – steroid, anto-inflammatory drugs (NSAID),
seperti Advil, Aleve atau Motrin, voltaren untuk membantu menghilangkan
rasa sakit dan mengurangi pembengkakan pada lutut. Atau sebaiknya anda
periksakan kepada dokter dan konsultasikan mengenai obat penghilang rasa
sakit untuk mengurangi cedera pada lutut anda.
- Jika anda berkonsultasi pada dokter, kemungkinan mereka
menganjurkan untuk melakukan latihan peregangan pada lutut.
- Melakukan pijatan ringan atau terapi untuk merilekskan
otot – otot.
- Pemulihan efektif pada cedera lutut biasanya dengan
melakukan terapi menggunakan sport akupuntur untuk menghilangkan rasa
nyeri serta bisa mempercepat proses pemulihan cedera secara alami.
Ya, itulah pertolongan pertama pada cedera lutut ringan. Hal ini biasa
dilakukan saat menolong seorang atlet yang mengalami cedera lutut. Anda bisa
mencobanya jika anda mengalami cedera ringan pada lutut dengan cara di atas,
namun jika cedera lutut semakin parah hingga beberapa lama sebaiknya kunjungi
dokter ahli untuk menyembuhkannya sebelum terlambat.